SistemBahasa Masyarakat Kampung Naga 31. Sistem Bahasa Kampung Naga • Bahasa sehari-hari adalah bahasa sunda, bisa juga bahasa Indonesia • Warga Kampung Naga ketika berbicara lembut dan agak cepat • Aksen Sunda sangat kental , dialek mereka lebih naik turun dan ketika berbicara tidak sesuai dengan tanda baca 32.
Indonesia Kampung adat Cireundeu ini memiliki keperayaan yang kuat dan sangat patuh terhadap peraturan leluhurnya. Masyarakat kampung Cireundeu memgang erat adat istiadat yang telah diajarkan dari terdahulunya, contoh adat yang terus diturun kan adalah makan menggunakan beras singkong rasi sebagai makanan pokok utama dan pintu samping yang selalu menghadap timur. Kampung cireundeu memiliki upacara adat sendi pada waktu tertentu. Kampung cireundeu memiliki Kelembagaan tersendiri yang dipimpin oleh tetua adat Sunda Kampung adat Cireundeu ieu ngabogaan kapercayaan anu kuat sarta taat pisan kana aturan karuhunna. Masarakat Kampung Cireundeu nyekel pageuh adat-istiadat anu geus diajarkeun ti baheula, conto adat anu terus diwariskeun nyaéta dahar maké sangu singkong rasi minangka kadaharan pokok jeung panto sisina sok nyanghareup ka wétan. Kampung Cireundeu ngayakeun upacara adat babarengan dina waktu-waktu nu tangtu. Désa Cireundeu miboga lembaga sorangan anu dipingpin ku sesepuh adat Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Indonesia-Sunda? Semua terjemahan yang dibuat di dalam disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak" Kebijakan Privasi Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi
Bisadibilang, infrastruktur, kesenian, kepercayaan, pendidikan dan kebiasaan orang orang di kampung ini menjadi sebuah keunikan tersendiri. Segala hal di lokasi yang menurut peta berada di daerah leuwigajah ini memang sangat khas dan hal tersebut ditambah dengan warga sekitar yang selalu menggunakan bahasa sunda. foto by Menurut para pendiri, segala keunikan ini yang akan terus dipertahankan oleh warga di kampung cireundeu. Kampung cireundeu memiliki sebuah hutan.
Sunda Begitu juga dengan kampung adat Cireundeu Bahan makanan pokok warga masyarakat kampung Cireundeu adalah singkong. Sedangkan bahan makanan pokok kampung adat lainnya adalah beras. Di Jawa Barat, kampung adat terdapat di beberapa daerah. Misalnya Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Kampung Pulo dan Kampung Dukuh di Kabupatén Garut, Kampung Kuta di Kabupaten Ciamis, Kampung Cireundeu di Kota Cimahi, Kampung Kasepuhan Cipta gelar di Kabupaten Sukabumi, Kampung Mahmud, Kampung Cikondang, dan Kampung Arjasari di Kabupatén Bandung. Soal Latihan ! 1. Kampung Naga téh perenahna di… Kabupatén Tasikmalaya. a. Kacamatan Salawu b. Kacamatan Singaparna c. Kacamatan Cilawu d. Kacamatan Néglasari 2. Kampung Naga disebut kampung adat lantaran. . . a. mindeng ngalaksanakeun upacara adat b. jadi salasahiji obyék wisata adat c. wargana masih ngukuhan adat karuhun d. imahna mangrupa imah panggung 3. Wawangunanana umumna mangrupa suhunan. . . a. jogo anjing b. julang ngapak c. badak heuay d. parahu kumureb 4. Hateup imahna teu meunang tina. . . a. Injuk b. eurih c. Kiray d. Kenténg 5. Di Kampung Naga mah teu mainarng aya ra a. panggung b. témbok c. bilik d. papan 6. Panto imahna teu meunang aya anu a. pahareup-hareup jeung imalh tatangga+ b. pahareup-hareup dina saimah c. pahareup-hareup jeung wangunan sejen d. pahareup-hareup jeung bumi ageung 7. Nurutkeun kapercayaan masarakatrna, panto hareup aru pahareup-hareup jeung panto dapur ngalantarankeun a. rejeki anu asup ka imah kaluar deui b. semah anu asup ka imah babari kaluar c. rejeki anu asup ka imah teu bisa kaluar d. rejeki anu kaluar ti imah teu bisa asup deui 8. Pipinding dapur kudu ku anyaman carang, maksudna sangkan a. katalingakeun ku tatangga mun keur masak b. katalingakeun ku tatangga mun dapurna teu ngebul c. bisa katémbong ku tatangga mun masak nu ngareunah d. bisa katémbong ku nu séjén kaayaan di dapurna 9. Kasenian anu meunang ditanggap di Kampung Naga, iwal a. Terbang b. wayang golék c. beluk d. rengkong 10. Poé Salasa, Rebo, jeung Saptu urang Kampung Naga teu meunang a. nyaritakeun sajarah lemburna jeung karuhunna b. nyaritakeun sajarah jeung karuhun lembur séjén c. nyaritakeun kaayaan jeung kahirupan lemburna d. nyaritakeun kaayaan jeung kahirupan lembur séjén Indonesia Sama halnya dengan desa adat Cireundeu, makanan pokok masyarakat desa Cireundeu adalah singkong. Sedangkan makanan pokok desa adat lainnya adalah nasi. Di Jawa Barat, desa adat terdapat di beberapa kabupaten. Misalnya Desa Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Desa Pulo dan Desa Dusun di Kabupaten Garut, Desa Kuta di Kabupaten Ciamis, Desa Cireundeu di Kota Cimahi, Desa Kasepuhan Cipta Gelar di Kabupaten Sukabumi, Desa Mahmud, Desa Cikondang, dan Desa Arjasari di Kabupaten Bandung. . Pertanyaan Pelatihan! 1. Kampung Naga terletak di… Kabupaten Tasikmalaya. A. Kecamatan Salawu B. Distrik Singapura C. Kecamatan Cilawu D. Kacamatan Neglasari 2. Kampung Naga disebut kampung adat karena. . . A. sering melakukan upacara adat B. menjadi salah satu tempat wisata adat C. warga masih mempertahankan adat istiadat leluhur D. rumahnya rumah panggung 3. Struktur umumnya merupakan setting. . . A. permainan anjing B. julang ngapak C. badak D. parahu kumurebo 4. Atap rumahnya tidak dari. . . A. Poughkeepsie B. eurih C. Kiray D. Kastil 5. Di Kampung Naga, saya tidak bermain disana A. panggung B. dinding C. Properti D. PAPAN 6. Pintu rumahnya tidak sampai ke sana A. masa depan dan tetangga imalh+ B. masa depan dalam rumah tangga C. masa depan dan bangunan lainnya D. masa depan dan bumi yang besar kepercayaan masyarakat, pintu depan aru depan-depan dan pintu dapur menyampaikan A. Keberuntungan ada di rumah lagi B. Tamu yang masuk rumah tongkang keluar C. Rezeki yang masuk ke rumah tidak bisa keluar D. Rejeki sudah keluar rumah dan tidak bisa dimasuki lagi 8. Tirai dapur harus dengan anyaman kacang, artinya A. diperhatikan oleh tetangga untuk memasak B. diperingatkan oleh tetangga ke dapur untuk tidak meniup C. dapat dilihat oleh tetangga untuk memasak kenyamanan D. dapat dilihat oleh keadaan lain di dapur 9. Seni yang diterima di Desa Naga, kecuali A. terbang B. wayang golek C. keluar D. cakar 10. Desa Naga Selasa, Rabu, dan Sabtu tidak menang A. menceritakan sejarah leluhur dan leluhurnya B. menceritakan sejarah dan nenek moyang lembur lainnya C. menceritakan situasi dan kehidupan almarhum D. menceritakan situasi dan kehidupan lembur lainnya
KampungAdat Cireundeu sendiri memiliki luas 64 ha terdiri dari 60 ha untuk pertanian dan 4 ha untuk pemukiman. Sebagian besar penduduknya memeluk dan memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan hingga saat ini. Bahasa yang mereka gunakan untuk sehari hari adalah dengan menggunakan bahasa sunda wiwitan sebagai alat komunikasi antar manusia dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk asal nama Cirendeu sendiri, di Jawa Barat banyak daerah yang namanya diawali dengan "Ci", diambil dari "air". Dan "rendeu" nya karena ada pohon besar yang bernama Pohon Rendeu dan jadilah diberi nama Cirendeu. Pohon memang harus dilestarikan, di kampung tersebut ada hutanDi kampung adat Cirendeu sendiri masih memegang kuat adat istiadat Sunda, diajarkan aksara Sunda, memakai Bahasa Sunda untuk sehari-hari, dsb. Di kampung adat Cirendeu, untuk sekolah sendiri mereka tidak diajarkan oleh orang tua yang ada di sana melainkan remaja-remaja yang ada di sana dan juga banyak kampus dalam maupun luar negeri yang membantu mengajar di prinsip atau adat istiadat yang turun temurun masih dilakukan sampai sekarang yaitu makanan pokok dari masyarakat kampung adat Cirendeu bukanlah nasi melainkan singkong. Kebiasaan tersebut sudah ada dari tahun 1918. Sejarahnya bisa mengganti nasi menjadi singkong bisa dikaitkan dengan penjajahan dan bisa juga dikaitkan dengan sebuah tuntunan. Namun masyarakat di sana lebih melihatnya sebagai tuntunan, bahwa masyarakat Indonesia kalau bisa jangan bergantung dengan yang namanya nasi. Kalau kita bergantung dengan nasi, kita harus melihat alamnya, apakah lahan pertaniannya masih utuh? Di kota saja sudah hampir tidak kelihatan sawah. Dan sedangkan kita normalnya makan sehari tiga kali, apalagi dengan mindset orang Indonesia yang "belum makan nasi berarti belum makan".Di tahun 1918 itu, sesepuh di sana menyuruh untuk mencari pengganti nasi. Karena para penjajah itu pintar, dimana mereka tidak membunuh warga negara Indonesia namun mengambil hasil pangan, hasil pertaniannya agar warga negara Indonesia lemah. Di 1918 belum ditemukan singkong, baru mencoba umbi-umbian yang lain sekitar tahun 1924 baru ditemukan singkong. Untuk peralatan yang diperlukan untuk mengolah singkong dan lain-lainnya masih tradisional, bukan karena pemerintah tidak membantu tetapi karena di sana merupakan pegunungan jadi susah. Contohnya seperti membuat nasi singkong, kan tidak bisa memakai magic jar, jadi memang harus memakai alat tradisional. Ibu-ibu di kampung adat Cirendeu bisa mengolah singkong menjadi macam-macam makanan, tidak hanya singkong biasa saja. Mereka membuat nasi dari singkong, tepung dari singkong,d dan masih banyak lagi olahan lainnya berbahan dasar aturan dalam upacara pernikahan di sana, dan di sana juga tidak boleh bercerai, laki-laki juga tidak boleh memiliki istri lebih dari satu. Untuk yang tidak boleh bercerai, apabila ada masalah dalam suatu rumah tangga, dilihat dulu apa masalahnya, apakah bisa diselesaikan atau itu dia beberapa adat istiadat yang ada di Kampung Adat Cirendeu, agar dapat mengetahui lebih dalam seperti bagaimana mereka sekolah, bagaimana mereka mengolah makanannya serta upacara-upacara ritual di sana boleh kalau ada waktu pergi ke sana ya! Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
KataKunci: kampung adat cirendeu, wisata budaya, kearifan lokal ABSTACT Cirendeu traditional village becomes an attraction for tourists because the people who are still thick with custom that
Lokasi Kampung Adat CireundeuPetaKeunikan Kampung Adat Cireundeu1. Sejarah Cireundeu2. Kepercayaan3. Rasi sebagai Makanan Utama4. Puncak Salam5. Pintu Samping Rumah Menghadap Timur6. Semangat Gotong Royong dan Hidup Berdampingan7. Hutan di Cireundeu8. KesenianRecommended! Kampung Adat Cireundeu, menjadi salah satu destinasi wisata Kota Cimahi yang unik dan menarik. Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Kampung Adat Cireundeu – Indonesia memiliki beragam kampung adat yang tersebar di setiap wilayahnya. Setiap daerah memiliki keunikan kampung adatnya. Termasuk kampung yang ada di Kota Cimahi Jawa Barat ini. Kampung Adat Cireundeu adalah sebuah kampung dengan luas 64 hektar. Terbagi 2 bagian; 60 hektar digunakan untuk pertanian dan 4 hektarnya untuk pemukiman. Warga di kampung ini konsisten dalam meyakini dan menjalankan ajaran kepercayaan turun temurun. Mereka melestraikan budaya nenek moyang mereka. Kampung adat sendiri bisa diartikan sebagai suatu wilayah di dalam kumpulan masyarakat adat yang mempunyai hak asal usul berupa hak mengurus wilayah dan mengurus kehidupan masyarakat hukum adatnya. Baca juga* Kasepuhan Ciptagelar, Pesona Pelosok Sukabumi Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Kampung adat ini terletak di sebuah lembah yang diapit Gunung Kunci, Gunung Cimenteng, dan Gunung Gajahlangu. Secara administratif Cireundeu masuk wilayah Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Peta Keunikan Kampung Adat Cireundeu Lalu apa saja keunikan dan daya tarik kampung adat Cirendeu ini? Simak terus ya sampai selesai 🙂 1. Sejarah Cireundeu Asal kata Cireundeu berasal dari sebuah pohon bernama Rendeu’. Sudah bisa kamu tebak, di kampung ini terdapat banyak Pohon Rendeu. Adapun kegunaan atau khasiat dari Pohon Rendeu adalah bisa digunakan sebagai bahan obat herbal. Masyarakat setempat sering menggunakannya saat memerlukan. Sebelum dikenal sebagai kampung adat, Cireundeu dulunya adalah tempat pembuangan sampah warga Kota Cimahi. Baru di tahun 2007 Cireundeu mulai dikenal sebagai sebuah wilayah desa tradisional. Kampung Adat Cireundeu dikelola oleh pemerintahan lokal, RT dan RW. Yang merupakan tingkatan tertinggi di wilayah Cireundeu. Sedangkan secara tradisional Cireundeu memiliki orang yang dituakan’, disebut dengan Sesepuh. Kini Sesepuh Cireundeu sudah mencapai generasi ke-5. Kampung Adat ini memiliki luas 64 ha terdiri dari 60 ha untuk pertanian dan 4 ha untuk pemukiman. Bisa baca informasi lengkapnya di 2. Kepercayaan Salah satu prosesi upacara adat saat perayaan Syuraan Tahun Baru Saka 1 Sura. di Kampung Adat Cireundeu. Foto IG Masyarakat adat Kampung Cireundeu adalah bagian dari Sunda Wiwitan yang tersebar di daerah Cigugur-Kuningan-Cirebon. Kesemua mereka sebagian besar memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan sampai sekarang. Agama leluhur yang mereka anggap sebagai sebuah agama besar. Dengan ajaran-arajan peduli terhadap alam dan sopan santun. Masyarakat adat Cireundeu memandang agama sebagai sebuah ageman pegangan. Menjadi tuntunan hidup, keselamatan, yang tidak bisa lepas dari pemaknaan budaya. Artinya ketika seseorang memeluk agama, maka ia sedang menjalankan dan memaknai budaya yang melekat pada agama yang dianut. Konsep agama Sunda Wiwitan yang dianut masyarakat adat Cireundeu, yaitu Tuhan yang disebut “Gusti Sikang Sakang Sawiji Wiji” atau di atas segalanya pencipta mereka. “Mulih Kajati Mulang Ka Asal”,setiap manusia akan kembali kepada Tuhan. 3. Rasi sebagai Makanan Utama Rasi, beras singkong, makanan khas di Kampung Cireundeu. Foto si_angeline Sejak tahun 1918, sebagian masyarakat Cireundeu tidak pernah mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Melainkan makanan utama yang dikonsumsi adalah singkong. Masyarakat setempat menyebutnya rasi’. Sebenarnya rasi hampir sama dengan nasi biasa, hanya saja terbuat dari singkong. Jika kehabisan singkong makanan penggantinya adalah jagung. Cireundeu sendiri dikenal sebagai desa swasembada pangan. Masyarakat setempat akan mengonsumsi apa yang mereka tanam. Rasi hasil singkong yang diolah, sudah dikonsumsi masyarakat Kampung Adat Cireundeu sejak sekitar 85 tahun lalu. Bisa dibilang masyarakatnya sudah mandiri pangan. Sehingga mereka tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga beras di pasaran. Dan kehidupan di kampung ini juga bisa dibilang tak terpengaruh gejolak ekonomi-sosial. “Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat.” “Tidak Punya Sawah Asal Punya Beras, Tidak Punya Beras Asal Dapat Menanak Nasi, Tidak Punya Nasi Asal Makan, Tidak Makan Asal Kuat.” Kalimat tersebut seolah merangkum sejarah bagaimana masyarakat memakan rasi. Sesuai juga dengan tradisi nenek moyang mereka yang rutin berpuasa konsumsi beras dalam waktu tertentu. Tujuan puasa adalah untuk mendapatkan kemerdekaan lahir dan batin. Sebuah ritual yang juga berfungsi untuk menguji keimanan seseorang. Serta sebagai pengingat akan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Puncak Salam Puncak salam merupakan tempat meditasi bagi masyarakat Cireundeu. Kegiatan meditasi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap alam. Masyarakat setempat percaya bahwa meditasi dapat mengumpulkan energi dari alam. Sebuah bukit dengan ketinggian 905 mdpl ini sering digunakan sebagai camping around oleh wisatawan. Biasanya masyarakat Cireundeu juga menjadikan Puncak Salam sebagai tempat upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia. 5. Pintu Samping Rumah Menghadap Timur Ada satu keunikan bangunan yang bisa kamu lihat di seluruh penjuru kampung. Rumah mereka memiliki pintu samping yang menghadap ke arah timur. Sebuah keharusan yang harus diterapkan oleh seluruh warga. Bertujuan agar cahaya matahari masuk ke rumah, ke bumi mereka. 6. Semangat Gotong Royong dan Hidup Berdampingan Menyambut tamu yang datang. Foto Dede Diaz Abdurahman/GenPI Jabar Masyarakat kampung ini terdiri dari mayoritas pemeluk agama Islam. Berbaur dengan masyarakat adat, semuanya memiliki semangat bergotongroyong. Banyak pihak yang sudah mengunjungi kampung adat ini. Mulai dari yang berutujan wisata, penelitian, acara adat, dan acara-acara lain. Masyarakat adatnya tersebar di 3 RT. Ada 67 keluarga dengan 59 kepala keluarga. Di kampung ini kamu bisa melihat ada masjid dan bale sarasehan. Bale ini adalah tempat pertemuan masyarakat adat. Begitu mengagumkan bukan masyarakatnya bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Semangat gotong royong tercermin dalam berbagai kegiatan kampung. 7. Hutan di Cireundeu Hutan di Cireundeu dikenal sebagai hutan penyumbang oksigen terbesar di Kota Cimahi. Di sini hutan disebut juga dengan leweung. Cireundeu memiliki tiga leweung yang berbeda, yaitu Leweung Baladahan, Leweung Tutupan, dan Leweung Larangan. Leweung Baladahan adalah hutan yang menghasilkan sumber pangan seperti singkong, kacang-kacangan, dan lain-lain. Leweung Tutupan terdiri dari berbagai tanaman herbal yang ditanam. Terdiri dari rendeu, toga, babadotan, dan mahoni. Sedangkan Leweung Larangan adalah hutan yang tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini karena hutan ini sangat dijaga dan dilindungi nilai sakralnya oleh masyarakat Cireundeu. 8. Kesenian Kalau kamu berkunjung bertepatan dengan upacara adat, kamu bisa menyaksikan beberapa kesenian khas. Seperti kesenian gondang, karinding, serta angklung buncis. Baca juga* Pesona Desa Wisata Malasari di Nanggung Kabupaten Bogor Recommended! Tidak mengherankan kalau kampung adat yang ada di Kota Cimahi ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Kita bisa berkunjung bersama keluarga atau kawan jalan. Menyaksikan dan belajar langsung mengenai ragam kearifan lokal yang masih dijalankan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung. Ada rencana berkunjung ke Kampung Adat Cireundeu di Kota Cimahi Jawa Barat? Artikel Kampung Adat Cireundeu ini ditulis oleh Amelia Dwinda Gusanti, Universitas Telkom, Peserta Magang Genpinas
Kampungadat Cireundeu nyaéta hiji kampung nu ayana di lamping Gunung Kunci, Gunung Ciménténg jeung Gunung Gajahlangu. Sacara administratif mah perenahna téh di Kalurahan Leuwigajah, kacamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Teu jauh ti Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. Istilah Cireundeu diwangun ku dua kecap, nyaéta ci jeung reundeu. Reundeu nyaéta ngaran hiji daun nu ayana di leuweung sarta bisa dilalab jiga daun sampeu. Ceuk kolot baheula mah daun reundeu téh sok digunakeun pikeun
NUBANDUNG - Berada di daerah Leuwigajah, Kampung Adat Cireundeu merupakan salah satu kampung wisata tradisional di Bandung. Keberadaan berbagai kampung wisata tersebut mampu menghadirkan budaya serta seni lokal tradisional khas Sunda. Wisata yang kian populer serta banyak dikunjungi peminatnya tersebut bisa kamu temukan di beberapa daerah di saja Kampung Adat Cikondang, Kampung Kreatif Dago Pojok, Ekowisata Bambu Cipaku dan lainnya. Sementara Kampung Adat Cireundeu dalam bahasa Sunda sendiri berasal dari nama pohon reundeu yang dulu banyak ditemukan dalam kampung adat salah satu kampung wisata di Bandung, daya tarik utama Kampung Adat Cireundeu terletak pada Hutan Larangan dan Hutan Tutupan yang sekaligus menjadi kawasan hutan lindung. Warga adat Cireundeu yang terdiri dari 70 kepala keluarga sangatlah menjaga Hutan Larangan atau hutan sakral seluas 30 hektar tersebut, antara lain dengan tidak mengganggu ataupun merusak Dijadikan Sebagai Hutan PertanianSementara kedua hutan lain yang ada dalam kawasan Kampung Adat Cireundeu, yaitu Leuweung Tutupan merupakan hutan reboisasi yang pepohonannya boleh dipakai namun mesti ditanam pohon pengganti dan Leuweung Baladahan merupakan hutan pertanian yang dipakai buat berkebun oleh warga Sebagai Sumber Air AlamiWarisan tata wilayah sakral Hutan Larangan, Hutan Tutupan serta Babadahan dari leluhur mereka anggap sebagai konsep ideal guna menjaga keseimbangan alam yang wajib dijaga. Warga tidak pernah ikut campur dalam pengelolaan Hutan Larangan atau biasa disebut gentong bumi tempat menyimpan air oleh orang membiarkan apa yang tumbuh di dalam hutan terus bertumbuh, dengan begitu air tidak bakal berlebih saat musim hujan ataupun kekurangan air saat musim Hanya Orang Tertentu yang Bisa Masuk Hutan LaranganTidak seorangpun diizinkan masuk ke dalam Hutan Larangan, kecuali apabila kondisi habitatnya mengalami kerusakan. Itupun cuma terbatas sesepuh atau orang yang dituakan yang boleh masuk dengan syarat puasa mutih. Mereka akan melihat tanaman pengganti mana yang bisa ditanam menggantikan tanaman yang netepkeun kawilayahan sendiri terakhir dilakukan saat terjadi pembalakan liar tahun 2008 silam yang mengakibatkan kerusakan pada Hutan Kampung Adat CireundeuSaat mengunjungi kampung wisata adat Bandung tersebut kamu dijamin bakal terpesona dengan keindahan pesona pemandangan yang ditawarkan Batu Cadas Gantung yang berada di sana, dijamin kamu bakal puas setelah mengunjunginya. Keunikan lainnya yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung adalah konsumsi kebutuhan pokok warganya yang berupa Warganya Mengikuti Perkembangan ZamanWalau warga Kampung Adat Cireundeu Cimahi masih memegang teguh warisan leluhur mereka, namun mereka tetap mengikuti perkembangan zaman dan teknologi lho. Terlihat dari pemakaian berbagai peralatan teknologi yang tidak jauh berbeda dengan warga itu kawasan tersebut juga bukan tipe perkampungan bernuansa tradisional layaknya perkampungan biasa. Kamu bakal melihat suasana yang termasuk modern di sana, dengan berbagai bangunan permanen di sekitarnya disertai juga dengan ruas jalan yang Dua Mata Air Sakral di Kampung Adat CireundeuWarga Adat kampung wisata tersebut memenuhi kebutuhan air mereka dari mata air lereng Gunung Gajah Langu yang diberi nama mata air Caringin. Sementara mata air lainnya yang juga sangat diandalkan warga sekitar adalah mata air Nyi Mas Ende yang sangat dijaga kesucian dan tidak memperbolehkan wanita yang sedang haid mendekati lokasi mata air tersebut. Hal tersebut dikarenakan lokasi tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sangat dihormati atau Dianggap Sebagai Air SuciKedua mata air yang berada dalam Wilayah Kabuyutan atau Larangan tersebut bukan cuma dipakai warga sekitar, namun juga umat Hindu di kawasan Cimahi maupun Bandung. Karena dianggap mata air yang suci, pancuran air Nyi Mas Ende dipakai sebagai tempat pelaksana penyucian diri membersihkan diri dari berbagai hal negatif setiap perayaan Kampung Adat Cireundeu sebagai wisata Bandung terbukti dengan diraihnya penghargaan Ikon Apresiasi Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP di tahun 2019.
Termasukkampung yang ada di Kota Cimahi Jawa Barat ini. Kampung Adat Cireundeu adalah sebuah kampung dengan luas 64 hektar. Terbagi 2 bagian; 60 hektar digunakan untuk pertanian dan 4 hektarnya untuk pemukiman. Warga di kampung ini konsisten dalam meyakini dan menjalankan ajaran kepercayaan turun temurun.
đź”– Rekomendasi Restoran Keluarga dan Rombongan Wisatawan di Gunungkidul, Yogyakarta SalSari Resto & Coffee Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Kampung Adat Cireundeu Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya serta alamnya. Ada banyak tempat wisata di Indonesia yang terkenal dan menarik perhatian para wisatawan. Salah satunya adalah wisata budaya seperti yang ada di Kampung Adat Cireundeu. Kampung adat ini menawarkan banyak sekali hal menarik. Mulai dari kesenian, sejarah, asal-usul, makanan khas, dan bahkan adat setempat. Selain itu, kampung adat ini masih sangat asri dan asli. Sekilas Tentang Kampung Adat Cireundeu Kampung Adat Cireundeu adalah salah satu tempat wisata Jawa Barat murah meriah yang menawarkan wisata budaya, terutama adat Sunda. Meskipun merupakan kampung adat, tempat yang satu ini memiliki keunikan. Keunikan yang paling menonjol adalah adanya keterbukaan yang mana warga kampung adat ini tetap menerima perkembangan zaman. Contoh nyatanya adalah sudah adanya fasilitas listrik, bangunan rumah yang semi-modern, dll. Meski demikian, untuk urusan adat dan budaya, mereka masih melestarikannya secara turun-temurun. Kemudian terkait dengan asal usul atau sejarah Kampung Adat Cireundeu yang cukup menarik. Nama kampung ini sendiri terinspirasi dari Pohon Reundeu. Sedangkan kepercayaan yang dianut oleh warga lokal di sini adalah Sunda Wiwitan. Inti ajarannya adalah hidup harmoni bersama alam dan Tuhan. Lokasi Kampung Adat Cireundeu Lokasi Kampung Adat Cireundeu berada di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Bandung, Jawa Barat. Aksesnya mudah dan memadai, jadi bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Sayangnya lokasi ini belum bisa dilewati angkutan umum. Oleh karena itu, Anda sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Bagi wisatawan dari luar kota, seperti Kota Bandung, bisa manfaatkan jasa sewa mobil di Salsa Wisata. Tersedia beragam pilihan paket sewa dengan tipe armada yang berbeda. Mulai dari tipe mobil keluarga hingga tipe kendaraan berkapasitas besar. Tersedia juga paket sewa mobil mewah Bandung seperti Alphard untuk acara spesial. Rute yang dapat Anda pilih adalah Jalan Tol Pasteur dengan waktu tempuh 32 menit saja dari Kota Bandung. Untuk detail jalurnya, silahkan bisa akses Google Maps di smartphone Anda. Jam Buka Kampung Adat Cireundeu Warga kampung adat di sini menerima kunjungan dari para wisatawan kapan saja. Dengan kata lain, jam buka Kampung Adat Cireundeu ini 24 jam. Akan tetapi, bagi Anda yang baru pertama kali datang ke sini sebaiknya datang pada pagi hari agar bisa lebih puas berkeliling di kampung adat ini. Harga Tiket Masuk Kampung Adat Cireundeu Sebagian besar orang mengira bahwa untuk berwisata di kampung adat ini membutuhkan biaya yang mahal. Faktanya, Anda bisa dengan gratis berwisata ke tempat yang satu ini. Akan tetapi, Anda mungkin harus mengeluarkan biaya tambahan jika ingin menginap di sini. Anda dapat menginap di rumah-rumah warga yang memang dipersiapkan untuk tamu atau wisatawan. Budget lainnya yang mungkin Anda perlu siapkan adalah budget khusus untuk kulineran dan belanja souvenir asli buatan warga sini. Bukan rahasia lagi bahwa makanan khas Jawa Barat yang terbuat dari singkong yang ada di sini benar-benar asli buatan warga Sunda. Daya Tarik Wisata Kampung Adat Cireundeu Ada banyak alasan mengapa banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke kampung adat ini. Ya memang benar, ada banyak hal menarik yang bisa Anda temui di sini. Diantaranya budaya dan Bahasa Sunda, makanan khas Sunda dari singkong, sejarah atau asal usul, kesenian, dan masih banyak lainnya. Semua kami rangkum dalam ulasan di bawah ini. Belajar Budaya Sunda Daya tarik wisata pertama yang bisa Anda temukan di kampung adat ini adalah adanya Budaya Sunda yang kental. Di sini, Anda bisa belajar tentang berbagai tradisi kesenian, misalnya saja seni musik Angklung, Gondang, dan Karinding. Menariknya, di tempat ini juga seringkali ada pagelaran seni. Masyarakat di sini biasanya akan menggelar pertunjukan kesenian tradisional tersebut pada peringatan 1 Syuro. Selain itu, Budaya Sunda yang kental juga bisa Anda lihat dari masyarakatnya. Warga yang menghuni kampung adat ini taat betul dengan nilai-nilai adat, seperti sopan santun, berharmoni dengan alam, dan menjaga tradisi para leluhur. Kuliner Khas Ada yang menarik dari kuliner di kampung ini, yakni makanan pokok di sini terbuat dari singkong. Tidak ada beras dan olahan beras lainnya di sini. Hal inilah yang membuat warga lokal di sini sangat unik. Berbagai olahan singkong bisa Anda jumpai dengan mudah. Ada yang berupa olahan makanan pokok dan ada juga yang berupa jajanan tradisional. Anda, para wisatawan, juga boleh membelinya sebagai oleh-oleh jajanan khas Jawa Barat yang mudah dibuat. Menikmati Alam Pertanian Kampung adat ini terletak di kawasan hutan lindung. Oleh karena itu, alam yang ada di sekitar kampung ini juga terjaga dengan baik. Salah satu kawasan yang ada di sini, yakni Leuweung Tutupan, adalah hutan reboisasi. Masyarakat boleh menggunakan kayu dari pepohonan tersebut, tetapi harus menanam pohon pengganti agar alamnya tetap lestari. Sementara itu, ada pula kawasan yang bernama Leuweung Baladahan yang merupakan hutan pertanian. Masyarakat di kampung adat tersebut menggunakan kawasan yang satu ini sebagai lahan perkebunan. Hasil panen dari perkebunan tersebut kemudian mereka manfaatkan sebagai persediaan makanan untuk berbulan-bulan ke depan. Mata Air Sakral Tidak hanya menikmati alam yang indah, di sini Anda juga akan menemukan adanya situs sakral layaknya situs sakral di Pegunungan Kendeng, Watu Payung. Situs sakral yang ada di sini berupa dua mata air. Kedua mata air tersebut adalah Mata Air Caringin dan Mata Air Nyi Mas Ende. Masyarakat di kampung ini menggunakan Mata Air Caringin sebagai sumber air utama mereka. Mata air yang satu ini mengalir dari lereng Gunung Gajah Langu. Sementara itu, Mata Air Nyi Mas Ende merupakan mata air yang terkenal kesucian dan kesakralannya. Karena alasan itulah, warga kampung adat ini bahkan tidak memperbolehkan wanita yang sedang menstruasi untuk mendekati mata air tersebut. Hutan Larangan Di kampung adat ini juga ada kawasan lain yang bernama Leuweung Larangan atau Hutan Larangan. Memiliki nama demikian karena warga maupun wisatawan tidak boleh sembarangan masuk ke hutan tersebut. Biasanya, hanya sesepuh atau orang yang dituakan yang boleh masuk ke kawasan tersebut. Mereka pun hanya boleh masuk untuk mengganti tanaman yang rusak setelah melakukan ritual puasa mutih. Fasilitas di Kampung Adat Cireundeu Karena masyarakatnya sangat terbuka dengan peradaban modern, fasilitas umum yang tersedia untuk wisatawan di kampung adat ini terbilang cukup lengkap. Beberapa di antaranya adalah area parkir kendaraan masjid toilet umum homestay pusat pentas seni pusat souvenir dan oleh-oleh Itulah tadi informasi singkat mengenai kampung adat di Cimahi ini. Sebenarnya masih banyak tempat wisata lain yang layak untuk Anda kunjungi di sekitar Bandung. Untuk mempermudah perjalanan Anda, Anda bisa memesan paket wisata di Salsa Wisata yang tarifnya lebih murah namun fasilitas dan pelayanannya terjamin yang terbaik. Liburan di Kampung Adat Cireundeu pun akan semakin menyenangkan. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Pos-pos Terbaru Pantai Sanglen Air Terjun Tanggedu Green Village Gedangsari Tempat Nongkrong di Malang Gua Maria Pohsarang Pantai Legon Pari Jinjit Cafe History of Java Museum Page load link
SVos0. 8a7vdss1fc.pages.dev/2378a7vdss1fc.pages.dev/4288a7vdss1fc.pages.dev/2618a7vdss1fc.pages.dev/4738a7vdss1fc.pages.dev/4118a7vdss1fc.pages.dev/2558a7vdss1fc.pages.dev/2338a7vdss1fc.pages.dev/149
kampung adat cireundeu bahasa sunda